Kamis, 30 Januari 2014

Gerakan Pekan Sosial

1601211_578497705574534_586630802_n 

Gerakan Pekan Sosial adalah gerakan yang diadakan oleh OSIS-MPK SMAN 1 Kebumen yang ditujukan untuk siswa-siswi SMAN 1 Kebumen demi menyumbangkan beberapa rezeki yang kita punya. Tentu, setiap acara memiliki tujuan. Tujuan acara ini adalah menyumbangkan harta, berupa uang kepada korban bencana yang terjadi di Sinabung. Acara infaq atau Pekan Sosial ini dilakukan secara 3 hari berturut-turut. Terima kasih.

Copy OSIS SMA Negeri 1 Kebumen

Jumat, 03 Januari 2014

Sejarah Singkat Dibangunnya Tiang Istana Merdeka Jakarta

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1be7fZzVYRJQdEzsHA0IDP0WCHCXHUH0yXHDn2aip9HhA4kybD0vHkhME63lU_CPK66rCF5ugajoGGoqx6CscVIr3Omgw_69BPXPOU5zB147WTyVQkGfn_9IeYUQK9Ha8gVcckSaJFK_9/s1600/pengibaran-bendera-pusaka.jpg

Paskibraka, hampir semua orang Indonesia pasti mengenal kata itu, sepasukan pelajar yang diseleksi ketat yang bertugas mengibarkan bendera. Begitu juga dengan kata "bendera Pusaka" dan bendera duplikat pusaka, pasti sebagian besar rakyat Indonesia telah mengetahuinya.

Jika kita mengamati prosesi detik-detik proklamasi di istana Negara, tanggal 17 Agustus, disaat proses dimana Paskibraka hendak mengibarkan nemdera duplikat pusaka, ada moment disaat seorang anggota Paskibraka Putri mengambil bendera melalui tangga 17, disebut tangga 17 karena memang anak tangga tersebut berjumlah 17, Setelah itu, yang pasti mendapat perhatian khusus dari seluruh penjuru Indonesia dan juga dunia adalah proses saat dimana tiga orang anggota paskibraka yang akrab disebut kibra (pengibar Bendera) mulai mengibarkan bendera dengan diiringi lagu kebangsaan Indonesia raya, dan tiang bendera yang di pergunakan adalah tiang 17, dan disebut tiang 17 karena memang tinggi tiang tersebut adalah 17 meter.

Mari sedikit membahas tentang anak tangga 17 dan tiang 17.
Anak tangga 17 yang dinaiki paskibraka putri dalam proses pengambilan bendera duplikat pusaka sebenarnya adalah anak tangga serambi depan istana negara yang berjumlah 16 anak tangga. Dengan ditambah satu anak tangga dari panggung Inspektur Upacara maka jumlah anak tangga menjadi 17.

Nah, mengenai tiang 17, mari sedikit mengulas tentang sejarah pembangunan tiang beton berukuran 17 meter yang menjadi tiang Bendera istana negara ini. Tiang bendera yang menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia ini, tempat dimana bendera Pusaka yang dijahit tangan ibu fatmawati dikibarkan, dan juga tempat duplikat pusaka dikibarkan.

Dalam sejarah, setelah proklamasi kemerdekaan 1945, rongrongan demi rongrongan dari pihak sekutu yang diboncengin Belanda masih terus berlanjut. Agresi militer Belanda II yang menyebabkan berpindahnya Ibukota negara ke Istana Yogyakarta. Para Pemimpin Indonesia termasuk Soekarno diasingkan ke Bangka. Setelah belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949, maka Pusat pemerintahan kembali ke Jakarta.

Hal pertama yang dilakukan Presiden Soekarno sekembalinya ke Jakarta adalah membuat tiang Bendera dari beton didepan istana negara. Maka, atas peristiwa itu, Bung Karno acap berkata, “That was the first thing I did.” Itulah sejarah singkat mengenai tiang Bendera dari Beton yang dibangun diawal tahun 1950 dan menghabiskan biaya 30 Ribu rupiah, yang mengiringi berkibarnya Bendera Pertama kali di Istana Negara Jakarta pada Agustus 1950, seiring berubahnya RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

MBC.
Referensi :
sejarah Paskibraka (wikipedia.org)
Sejarah Indonesia (wikipedia.org)

Sejarah Istana Negara


Istana Negara dibangun tahun 1796 untuk kediaman pribadi seorang warga negara Belanda J.A van Braam. Pada tahun 1816 bangunan ini diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda dan digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta kediaman para Gubernur Jendral Belanda. Karenanya pada masa itu istana ini disebut juga sebagai Hotel Gubernur Jendral.

Pada mulanya bangunan yang berarsitektur gaya Yunani kuno itu bertingkat dua, namun pada tahun 1848 bagian atasnya dibongkar, dan bagian depan lantai bawah dibuat lebih besar untuk memberi kesan lebih resmi. Bentuk bangunan hasil perubahan 1848 inilah yang bertahan sampai sekarang, tanpa perubahan yang berarti. Luas bangunan ini lebih kurang 3.375 meter persegi.

Sesuai dengan fungsi istana ini, pajangan serta hiasannya cenderung memberi suasana sangat resmi. Bahkan kharismatik. Ada dua buah cermin besar peninggalan pemerintah Belanda, disamping hiasan dinding karya pelukis - pelukis besar, seperti Basoeki Abdoellah.

Banyak peristiwa penting yang terjadi di Istana Negara. Diantaranya ialah ketika Jendral de Kock menguraikan rencananya kepada Gubernur Jendral Baron van der Capellen untuk menindas pemberontakan Pangeran Diponegoro dan merumuskan strateginya dalam menghadapi Tuanku Imam Bonjol. Juga saat Gubernur Jendral Johannes van de Bosch menetapkan sistem tanam paksa atau cultuur stelsel. Setelah kemerdekaan, tanggal 25 Maret 1947, di gedung ini terjadi penandatanganan naskah persetujuan Linggarjati. Pihak Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir dan pihak Belanda oleh Dr. Van Mook.

Istana Negara berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan negara, diantaranya menjadi tempat penyelenggaraan acara - acara yang bersifat kenegaraan, seperti pelantikan pejabat - pejabat tinggi negara, pembukaan musyawarah, dan rapat kerja nasional, pembukaan kongres bersifat nasional dan internasioal, dan tempat jamuan kenegaraan.

Sejak masa pemerintahan Belanda dan Jepang sampai masa pemerintahan Republik Indonesia, sudah lebih kurang 20 kepala pemerintahan dan kepala negara yang menggunakan Istana Negara sebagai kediaman resmi dan pusat kegiatan pemerintahan Negara.

(Istana Kepresidenan RI, Sekretariat Presiden RI,2004)

© 2006 Situs Web Istana Kepresidenan Republik Indonesia
Hak Cipta dilindungi Undang-undang 

Kamis, 02 Januari 2014

Selamat Hari Bhakti Paspampres 3 Januari 2014



Paspampres dibentuk untuk menjalankan amanah UU yaitu menjamin keamanan dan keselamatan VVIP, yang oleh UU ditetapkan yaitu Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya, dan tamu-tamu negara setingkat kepala negara dan kepala pemerintahan beserta keluarganya. Sehingga, bila sekali-kali kenyamanan masyarakat terganggu, semata-mata itu adalah dalam rangka menjalankan tugas pokok sesuai dengan UU.

Paspampres menjalankan tugas yang sebenarnya harus tegas, tidak kenal kompromi, ketat, dan tidak ada toleransi. Zero tolerance untuk gagal dan salah. Itu oleh masyarakat luas sering disalahmengertikan atau disalahpersepsikan sebagai arogan, terlalu keras, berlebihan, dan sebagainya. Padahal, seperti itulah ekspose, taktik dan teknik yang berlaku secara universal.

Presiden SBY menyadari bahwa tugas dan kewajiban mengamankan Presiden dan Wapres bukanlah suatu pekerjaan mudah, namun penuh tantangan, dan telah diatur dengan prosedur tetap. Sering pula dalam perjalanan di Jakarta, kota-kota besar atau di daerah, Presiden SBY memerintahkan agar lalu lintas dibiarkan mengalir, tidak ditutup agar tidak merugikan masyarakat, tetapi menurut Paspampres, Polri dan personel pengaman lain, hal tersebut tidak dapat dilakukan demi pengamanan dan penyelamatan.

Dirgahayu Paspampres, selamat bertugas dan semoga senantiasa berhasil. SETIA WASPADA!


- Susilo Bambang Yudhoyono -

Demo Masa Sekarang

 
 

Dimasa modern saat ini, kebebasan untuk menyampaikan aspirasinya atau pendapatnya ke publik lebih bebas. Semua ini telah menjadi sebuah hal yang biasa bahwa setiap orang berhak bebas memberikan aspirasinya atau pendapatnya secara bebas. Salah satu bentuk penyampaian pendapat yaitu dengan demo. Demo adalah kegiatan penyaluran aspirasi melalui sebuah aksi. Syarat demo yang baik yaitu demo yang tidak menimbulkan kerugian bagi pihak manapaun.
.
Tidak lama ini ada sekelompok siswa yang berdemo. Tidak tahu mereka berdemo tentang apa. Tapi ada sebuah pembelajaran yang patut dicontoh yaitu mereka berdemo dengan tertib. Mereka berdemo dengan tidak merusak atau anarkis. Saat berdemo pun mereka tetap tersenyum layaknya lulusan sekolah.
.
Hal ini patut dicontoh bagi siapapun yang akan berdemo, bahwa demo itu tidak perlu anarkis. Suatu keputusan tidak akan terpengaruh akan anarkis dan tidaknya, malahan biasanya jika demo yang isinya berupa tuntutan tidak direspon karena telah merugikan, sedangkan yang tertib biasanya akan mendapat respon yang lebih cepat. Jadi, sampaikanlah pendapat Anda dengan tertib, baik, benar, tidak anarkis, dan tidak merugikan pihak manapun seperti yang dicontoh siswa tersebut… 
.